Hasil Bahsul Masail PWNU Jawa Timur


Lembaga Bahsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM) mendiskusikan Islam Nusantara untuk merumuskan definisi dan penjelasan atas gagasan yang menjadi tema Muktamar Ke-33 NU ini.

Acara ini dikemas dalam Seminar dan Bahsul Masail Islam Nusantara bertema “Mengalahkan Ekstremisme dalam Kehidupan Berbangsa,” diselenggarakan di Gedung Utama Rektrorat, Sabtu (13/02/2016).

Forum ini menghadirkan para kiai dan santri di Jawa Timur beserta para profesor dan doktor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Awalnya, pada sesi seminar, mereka duduk dalam satu majelis untuk mengikuti seminar Islam Nusantara yang di antara pengisi materinya adalah Gus Najih Maimun dari Sarang, Rembang, Jawa Tengah; Wakil Rais ‘Aam PBNU KH Miftahul Akhyar Abdul Ghani, dan Hariyono Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Malang.

Namun pada sesi kedua, para peserta dipisah. Para santri dan kiai menggelar bahtsul masail maudlu’iyyah (tematik) di aula utama, sedangkan para akademisi kampus dibagi dalam tiga kelompok melakukan diskusi panel di ruangan berbeda dengan mempresentasikan makalah yang telah mereka buat sebelumnya.

Meski terpisah, kedua forum tersebut membicarakan tema yang sama, yakni “Islam Nusantara”. Mereka sama-sama ingin merumuskan definisi atau ta’rif dari Islam Nusantara. Dalam kedua forum diskusi itu, baik di kalangan kiai-santri maupun akademisi, semua pihak baik yang setuju maupun tidak dengan ide Islam Nusantara hadir dan duduk bermusyawarah.

Forum Bahtsul Masail dihadiri oleh beberapa kiai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, para utusan cabang-cabang NU se-Jawa Timur, serta kiai dan santri dari berbagai pesantren di Jawa Timur. Sedangkan di kalangan akademisi hadir para profesor dan para doktor dari berbagai kampus, antara lain Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Muhammadiyyah Makassar.

Menurut Ustadz Yusuf, Ketua Panitia, acara ini dilaksanakan untuk menyosialisasikan dan mengembangkan ide Islam Nusantara sebagai sebuah ide keagamaan yang muncul di Indonesia. Menurutnya, forum tersebut sangat menarik diikuti karena banyak kalangan, khususnya di luar NU yang tertarik kepada ide Islam Nusantara ini.

“Buktinya, kalangan di luar NU pun ada yang menyetujui, termasuk yang hadir di sini adalah seorang doktor dari Universitas Muhammadiyah Makassar,” ujar dosen UM yang juga alumni Pesantren Ilmu Al-Qur’an Singosari itu. 

Yang menjadi pokok pembahasan dalam forum kali ini adalah maksud Islam Nusantara, metode dakwah Islam Nusantara, landasan dalam menyikapi tradisi/budaya, sikap dan toleransi terhadap pluralitas agama dan pemahaman keagamaan, serta konsistensi menjaga persatuan bangsa untuk memperkokoh integritas NKRI.

Hasil kajian yang terumuskan memuat serangkaian penjelasan disertai dalil-dalil pendukung yang digali dari fakta historis, Al-Qur’an, Hadits, dan pendapat para ulama dalam sejumlah kitab. Hasil lengkap keputusan akhir dari forum bahtsul masail tersebut dapat diunduh di rubrik “Download” NU Online. File berbentuk PDF ini, NU Online ambil dari aswajamuda.com. 

Sumber NU Online.

Share on Google Plus

About Unknown

Komunitas Budaya Islam Nusantara (KubuISNU) adalah komunitas yang melestarikan budaya Islam di Nusantara demi perdamaian umat manusia.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar